Tips Menyapih Bayi Yang Tepat

Menyapih bayi, bagi sebagian Bunda akan terasa sulit. Peristiwa emosional ini memang membutuhkan komitmen dan ketelatenan. Selain balita susah lepas dari ASI, terkadang sang Bunda sendiri merasa belum rela atau tak tega melihat anaknya menangis mencari ASI.


Tak jarang, tujuan menyapih menjadi gagal karena kurangnya komitmen sang Bunda. Bahkan, nyeri tak tertahankan saat mulai menghentikan pemberian ASI juga menjadi masalah. Sehingga, terkadang ada yang membiarkan anaknya menyusu hingga lumayan besar.

Mengapa anak perlu disapih?  

Selain fungsi gizi dari ASI sendiri sudah berkurang, penyapihan anak diperlukan demi perkembangan psikologi dan fisik anak sendiri. Misalnya:
  • Mengembangkan pengenalan aneka ragam rasa dan tekstur makanan. Hal ini berpengaruh pada perkembangan intelektualitasnya karena daya ingatnya akan menyimpan informasi mengenai berbagai rasa dan tekstur makanan.
  • Memperbanyak latihan mengunyah makanan padat agar gigi dan rahangnya berkembang optimal. Juga meminimalkan kemungkinkan makan diemut akibat malas mengunyah makanan padat. 
  • Anak dilatih untuk mandiri karena tidak lagi harus bergantung pada ASI setiap kali anak lapar atau haus. 
  • Anak belajar untuk bisa memercayai orang lain sehingga nantinya tidak kesulitan untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan orang lain. 
  • Anak membentuk konsep diri yang positif. Dengan penyapihan yang positif, anak akan merasa percaya diri. 

Kapan bayi Bunda harus disapih?

Memang tak ada patokan khusus tentang kapan bayi harus berhenti menyusu ASI. Kapan waktu yang tepat tergantung pilihan masing­masing Bunda. Enam bulan pertama masa hidup bayi adalah masa yang direkomendasikan bagi bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif. Di Indonesia, hak anak untuk mendapatkan ASI eksklusif dilindungi oleh Undang­undang Kesehatan pasal 128 UU No. 36 Tahun 2009, ”Tiap bayi berhak mendapatkan air susu Bunda eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.”

Setelah itu bayi mendapat nutrisi dari ASI dan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu). Sementara umumnya para Bunda menyusui anaknya hingga usia 2 tahun. Pada usia satu tahun, bayi mulai bisa minum dari cangkir dan mulai mencari cara selain menyusu untuk mendapatkan kenyamanan. Sebagai ganti ASI, Bunda dapat memberikan makanan padat yang kaya vitamin C, zat besi, dan kaya kalsium. Makanan­makanan yang dimaksud antara lain keju, bubur sayur, sereal, dan buah yang dicampur dengan ASI atau susu.

Tanda­Tanda Anak siap disapih

 Beberapa anak akan menunjukkan tanda­tanda bahwa dia siap disapih. Seperti mulai menolak untuk menyusu, lebih tertarik untuk main atau mulai ingin minum dengan cangkir. Meskipun tak semua anak menunjukkan gejala yang sama. Biasanya bayi akan mulai ngempeng atau bermain­main saja ketika menyusu.

Bagaimana Cara Menyapih yang tepat?

Dalam menyapih anak, yang harus Bunda ingat adalah menyapih dengan cinta. Jangan sampai anak Bunda merasa trauma dan merasa tidak disayang. Untuk itu diperlukan trik agar anak mau disapih tanpa rewel. Berikut ini beberapa Tips menyapih anak yang dapat Bunda lakukan :

  1. Pada saat mulai menyapih, pastikan anak Bunda dalam keadaan sehat. 
  2. Hindari mengolesi wilayah sekitar pay­udara dengan mengkudu, bratawali, obat merah atau menutupnya dengan plester, karena itu hanya menakut­nakuti bayi dan mengajarkan yang tidak baik, sebaiknya masa penyapihan ini Bunda lakukan dengan cinta dan kasih sayang, agar anak tahu bahwa Bunda tetap menyayanginya meskipun sudah tidak memberikannya ASI, tunjukan hal itu pada anak dengan belaian, pelukan serta kecupan. Dan kuatkan tekad Bunda, karena keraguan hanya akan mempersulit Bunda nantinya.
  3. Mulailah perlahan­lahan. Memulai penyapihan secara bertahap tidak hanya bermanfaat untuk anak, tapi juga untuk Bunda. Mengurangi frekuensi menyusui secara perlahan akan membuat ASI berkurang secara bertahap. Pengurangan perlahan ini penting untuk mengurangi risiko payudara bengkak dan nyeri.
  4. Mulai kurangi frekuensi menyusui bayi Bunda secara bertahap dimulai pada saat siang hari. Sebab ini merupakan waktu yang tepat bagi Bunda untuk mengenalkan si kecil pada sesuatu yang baru, seperti rasa, bentuk dan juga tekstur pada makanan pendamping ASI. Selain itu, saat malam hari dan pagi hari ASI akan membuat bayi merasa nyaman. 
  5. Mulailah dengan mengganti satu waktu pemberian ASI dengan susu botol atau cangkir dalam satu hari. Tetaplah ikuti jadwal yang sama selama seminggu. Kemudian minggu berikutnya tambahkan waktu saat Bunda memberikan susu botol dan kurangi pemberian ASI secara langsung. Bayi satu tahun ke atas dapat diberikan susu sapi sebagai ganti ASI. 
  6. Berikan penjelasan kepada anak kenapa saat ini dia harus disapih. Misalnya, dengan mengatakan padanya ‘Sekarang kan Kamu udah besar, jadi perlu lagi menyusu sama bunda. Kita makan kue saja yuk‘. Lakukan ini dengan sabar, lembut dan penuh cinta. Jangan pernah merasa bosan untuk memberikan alasan pada si kecil.
  7. Berikan makanan pendamping ASI sebanyak 3 hingga 4 kali dalam sehari untuk mengurangi pemberian ASI pada si kecil di siang hari.
  8. Sebaiknya tetapkan tempat menyusui bayi hanya di satu tempat saja, misalnya di dalam kamar. Ini agar si kecil tidak lagi meminta susu di sembarang tempat dan sekaligus mengajarkannya agar belajar mengenal aturan.
  9. Mintalah bantuan Ayah untuk mengibur dan mengalihkan perhatian si kecil saat dia meminta susu. Biasakan si kecil tak hanya meminta susu kepada Bunda. Hal ini akan membantunya lebih mandiri dan tak selalu bergantung kepada Bunda. 
  10. Ganti aktivitas menyusui dengan cara membaca buku atau mendongeng pada saat anak mau tidur. 
  11. Tunggu si kecil lapar. Biasanya si kecil akan lebih mudah diajak berkompromi pada saat mereka terdesak. Misalnya saat mereka lapar, biasanya alternatif lainnya akan lebih mudah diterima. Biasanya dalam kondisi lapar, dia akan mudah dibujuk untuk minum di botol atau gelas.
  12. Gunakan teknik sisipan, yaitu Bunda sediakan sedikit makanan yang sudah jadi dan diberikan pada si kecil. Awali dulu dengan memberinya ASI pada bayi dari satu pay–udara ataupun setengah susu botol, kemudian berikan bayi satu atau dua sendok teh makanan tadi. Makan siang merupakan waktu yang paling cocok karena si kecil tidak terlalu rakus, tetap terbangun dan juga kooperatif. 
  13. Bayi Bunda mungkin tidak mau mencoba makanan yang baru, jadi berikanlah waktu agar dia bisa terbiasa dengan setiap makanan tersebut serta jangan memaksa apabila dia kelihatannya tidak suka. 
  14. Gunakanlah sereal bayi yang belum diolah untuk pengganti sereal siap saji serta buatlah dalam sebuah porsi kecil. 
  15. Jangan memberikan makanan yang memiliki kandungan kacang, gluten, susu sapi ataupun telur, ini untuk mengurangi risiko bayi terkena alergi pada masa yang akan datang, 
  16. Perkenalkan makanan baru pada bayi satu persatu. Cobalah berikan sekali dan setelah itu tunggu beberapa hari sebelum Bunda memberikan makanan yang sama untuk melihat adanya reaksi tertentu. 
  17. Jika bayi biasa menyusu sebelum tidur, cobalah untuk menidurkannya tanpa disusui secara bertahap. Ciptakan ritual menyenangkan lain sebelum tidur, seperti membacakan dongeng atau mendengarkan musik. Buat dia merasa nyaman dengan tetap memeluk atau membelainya.
  18. Selain berhenti menyusu ASI secara langsung, selanjutnya anak sebaiknya juga berhenti mengonsumsi susu botol untuk menghindari kerusakan gigi. Hindari membiarkan bayi tidur, merangkak, atau berjalan dengan membawa botolnya ke mana­mana. Baca juga artikel bagaimana menjaga kesehatan gigi si kecil 
  19. Mulai gunakan cangkir lebih sering dibandingkan botol. Tempatkan lebih banyak air dalam cangkir dibandingkan dalam botol. Cara lain, tempatkan minuman yang disukai anak ke dalam cangkir dan tempatkan yang tidak begitu dia sukai di dalam botol. Misalnya menempatkan susu dan jus (untuk bayi di atas 6 bulan) dalam cangkir dan air mineral saja dalam botol. 
  20. Peluk dan sentuh anak lebih sering agar dia tidak merasa diabaikan setelah tidak disusui. 
  21. Menyapih baik untuk sang Bunda, terutama mereka yang ingin memiliki anak lagi, karena dengan menghentikan aktivitas ini bisa memudahkan proses kehamilan. Namun penghentian proses menyusui dapat menyebabkan payudara bengkak dan nyeri. Bunda dapat meredakannya dengan mengompres payudara dengan es

Kapan Bunda Harus tunda menyapih? 

Anak berisiko mengalami alergi jika mengonsumsi makanan atau minuman selain ASI. Karena alasan yang sama, ASI dianjurkan diberikan setidaknya hingga bayi berusia enam bulan. Jika Bunda atau anak sedang sakit, atau jika anak sedang tumbuh gigi, karena kondisi ini dapat membuat penyapihan menjadi lebih rumit. Jika sedang terjadi perubahan besar, seperti Bunda dan keluarga pindah rumah atau bepergian dalam jangka panjang, karena dapat membuat si Kecil mengalami stres.

Hal terpenting saat menyapih adalah fokus pada kenyamanan bayi dan diri Bunda. Tidak perlu memusingkan diri sendiri dengan membandingkan orang lain karena tiap pengalaman adalah unik. Bunda mungkin punya tenggat waktu sendiri mengenai kapan anak sebaiknya sudah tidak menyusu, tapi akan lebih baik untuk fleksibel terhadap tenggat tersebut.

Share this with short URL:

You Might Also Like:

Use parse tool to easy get the text style on disqus comments:
Show Parser Hide Parser